Featured Post Today
Latest Post

Jika Ibadahku...


Yaa Allah,,, jika ibadahku hanya untuk pujian makhlukmu,
Maka sungguh lebih baik aku dicaci sehingga aku lebih dekat padamu…
Yaa Rahman,,, jika ibadahku hanya karena seorang wanita yang aku inginkan,
Maka sungguh jauhkanlah ia dariku, sesungguhnya cintaku padamu lebih besar…
Yaa Karim,,, jika ibadahku hanya untuk meraih  kehidupan dunia,
Maka aku tak butuh kenikmatan dunia, sungguh akhiratmu jauh lebih baik…
Yaa Allah sungguh aku tak ingin hati ini salah berniat,
Dan tak ingin raga ini ingkar nikmat,
Sungguh hati ini ingin mendekat, lebih dekat, dan semakin dekat denganmu,
Wahai Rabb ku…



Hambamu : Anas TS
0 comments

Kisah Pak Ventry dan Pak Fahmi

Maaf pak ventry..., "saya dengar bapak mau berhenti kerja?" tanya pak fahmi teman kerjanya. "Iya pak, saya mau berbisnis, dan mau jadi pengusaha" jawab pak ventry dengan senyum.

"Pak ventry ini jadi orang kok neko-neko banget sih ga bersyukur, saya mah ga mau neko-neko, sudah punya kerjaan dan punya gaji 3jt saja sudah cukup" tegas pak fahmi dengan ketus.

"bukannya neko-neko pak, kalo emang pak fahmi ngerasa cukup dengan 3jt kenapa tidak mencari lebih 5jt, 10jt, atau 20jt lalu sisanya untuk diinfaqan dijalan Allah". tungkas pak ventry.

lalu pak fahmi pun pergi, terdiam sambil berfikir tentang perkataan pak ventry tadi.

Apakah cita-citamu? kalau saya, saya ingin mempunyai sebuah pesantren dan punya 100 anak yatim yah jadi kira-kira saya harus mempunyai budget 80-100jt per bulan, "bukan tidak mungkin jika Allah berkehendak". Pernahkah anda berfikir kenapa selama ini gaji anda kecil atau rezeki yang diperoleh hanya sedikit? mungkin itu karena kita hanya memikirkan kebutuhan diri kita sendiri tanpa memperhatikan orang-orang yang ada disekitar kita makanya allah hanya mencukupkan untuk diri kita sendiri.

Diantara 10 orang sahabat yang dijamin masuk surga, 9 diantaranya adalah pengusaha dan orang kaya hanya ali bin abi thalib yang hidupnya sederhana. Apabila kita hidup hanya memikirkan diri kita sendiri tanpa memperhatikan berapa banyak saudara kita yang masih kelaparan di luar sana, berapa banyak biaya yang diperlukan untuk membuat peralatan perang demi menjaga kehormatan islam, jika kita hidup tanpa memikirkan itu semua berarti kita adalah orang yang egois. Jadi apabila kita masih memiliki kemampuan untuk mencari lebih maka mari kita kerahkan yang lebih itu untuk berjuang dijalan Allah
0 comments

Siapa Aku???


Siapa aku?
darimana asalku?
mengapa aku ada?
apakah aku hanya intermezzo kehidupan?
ataukah tokoh utama dalam sebuah cerita?
Sekali lagi aku bertanya siapa aku?
19 tahun sudah aku berlayar namun tak juga melihat tepi
haruskah aku bertarung melawan angin dan ombak
atau diam, hanyut terombang ambing ditengah dunia
Lalu siapa aku?
aku bukanlah nelayan
ataupun ibnu batutah
sudah saatnya aku menarik layar
bercengkrama melawan ombak dan angin
hingga aku menemui tepiku.
0 comments

Surat Cinta dari Tepi Gaza untuk Saudaraku di Indonesia


Untuk saudaraku di Indonesia. 


Saya tidak tahu, mengapa Saya harus menulis dan mengirim surat ini untuk Kalian di Indonesia. Namun, jika Kalian tetap bertanya kepada Saya, "kenapa?" Mungkin satu-satunya jawaban yang Saya miliki adalah "karena negeri kalian berpenduduk muslim terbanyak di muka bumi ini." Bukan demikian saudaraku?


Di saat Saya menunaikan ibadah haji beberapa tahun silam, ketika pulang dari melempar jumrah, Saya sempat berkenalan dengan salah seorang aktivis da’wah dari jama’ah haji asal Indonesia. Dia mengatakan kepada Saya, "Setiap tahun musim haji, ada sekitar 205 ribu jama’ah haji berasal dari Indonesia datang ke Baitullah ini." Waaah, sungguh angka yang sangat fantastis dan membuat Saya berdecak kagum.

Lalu Saya mengatakan kepadanya, "Jika jumlah jama’ah haji asal Gaza sejak tahun 1987 sampai sekarang digabung, belum bisa menyamai jumlah jama’ah haji dari negeri kalian dalam satu musim haji saja." 

Padahal jarak tempat Kami ke Baitullah lebih dekat dibanding Kalian ya? Waaah, pasti uang kalian sangat banyak ya? Selain itu, menurut sahabat Saya itu, ada 5% dari rombongan tersebut yang menunaikan ibadah haji untuk yang kedua kalinya. Subhanallah.

Wahai saudara Saya di Indonesia. Pernah Saya berkhayal dalam hati, "Kenapa Kami yang ada di Gaza ini, tidak dilahirkan di negeri kalian saja?" Pasti sangat indah dan mengagumkan. Negeri Kalian aman, kaya, dan subur. Setidaknya, itu yang Saya ketahui tentang negeri Kalian.

Pasti ibu-ibu di sana amat mudah menyusui bayi-bayinya. Susu formula bayi pasti dengan mudah Kalian dapatkan di toko-toko. Para wanita hamil kalian dapat dengan mudah bersalin di rumah sakit yang mereka inginkan. Ini yang membuat Saya iri kepada Kalian. 

Tidak seperti di negeri Kami ini. Anak-anak bayi Kami lahir di tenda-tenda pengungsian. Bahkan, tidak jarang tentara Israel menahan mobil ambulance yang akan mengantarkan istri Kami melahirkan di rumah sakit yang lebih lengkap alatnya, di daerah Rafah. Sehingga istri-istri Kami terpaksa melahirkan di atas mobil. Ya! Di atas mobil!

Susu formula bayi adalah barang yang langka di Gaza, sejak Kami di blokade 2 tahun lalu. Namun, isteri-isteri Kami tetap menyusui bayi-bayinya dan menyapihnya hingga dua tahun lamanya. Walau terkadang untuk memperlancar ASI mereka, isteri-isteri Kami rela meminum air rendaman gandum.

Namun, mengapa di negeri Kalian, katanya tidak sedikit kasus pembuangan bayi yang tidak jelas siapa ayah dan ibunya?Terkadang ditemukan mati di parit-parit, di selokan-selokan, dan di tempat sampah. Itu yang Kami dengar dari informasi di televisi. Yang membuat Saya lebih terkejut dan merinding, ternyata negeri Kalian adalah negeri yang tertinggi kasus aborsinya di Asia. Astaghfirullah! Ada apa dengan Kalian? Apakah karena di negeri Kalian tidak ada konflik bersenjata seperti Kami di sini? Sehingga orang bisa melakukan hal hina tersebut? Sepertinya Kalian belum mengerti arti sebuah nyawa bagi Kami di sini.

Memang hampir setiap hari di Gaza, sejak penyerangan Israel, Kami menyaksikan bayi-bayi kami mati. Namun, bukanlah di selokan-selokan atau di got-got, apalagi di tempat sampah! Mereka mati syahid, Saudaraku! Mati syahid, karena serangan roket tentara Israel! Kami temukan mereka tak bernyawa lagi di pangkuan ibunya, di bawah puing-puing bangunan rumah Kami yang telah hancur oleh serangan roket tentara Zionis Israel.


Saudaraku, bagi Kami, nilai seorang bayi adalah aset perjuangan perlawanan kami terhadap Yahudi. Mereka adalah mata rantai yang akan menyambung perjuangan Kami memerdekakan negeri ini. Perlu Kalian ketahui, sejak serangan Israel tanggal 27 desember 2009, saudara-saudara Kami yang syahid mencapai 1400 orang. Enam ratus di antaranya adalah anak-anak Kami. Namun, sejak penyerangan itu pula sampai hari ini, Kami menyambut lahirnya 3000 bayi baru di jalur Gaza. Subhanallah! Kebanyakan mereka adalah anak laki-laki dan banyak yang kembar. Allahu Akbar!


Wahai Saudaraku di Indonesia! Negeri Kalian subur dan makmur. Tanaman apa saja yang Kalian tanam akan tumbuh dan berbuah. Namun mengapa di negeri Kalian masih ada bayi yang kekurangan gizi atau menderita busung lapar? Apa karena Kalian sulit mencari rezeki di sana? Apa negeri Kalian sedang di blokade juga? Perlu Kalian ketahui, Saudaraku, tidak ada satupun bayi di Gaza yang menderita kekurangan gizi! Apalagi sampai mati kelaparan! Walau sudah lama Kami di blokade.

Kalian terlalu manja, Saudaraku!

Saya adalah pegawai tata usaha di kantor pemerintahan Hamas. Sudah 7 bulan ini, gaji bulanan belum saya terima, tapi Allah SWT yang akan mencukupkan rezeki untuk kami. Perlu kalian ketahui juga, bulan ini saja ada sekitar 300 pasang pemuda baru saja melangsungkan pernikahan. Ya, mereka menikah di sela-sela serangan agresi Israel. Mereka mengucapkan akad nikah, di antara bunyi letupan bom dan peluru Saudaraku. Perdana menteri Kami, Ust. Isma’il Haniya, memberikan santunan awal pernikahan bagi semua keluarga baru tersebut.


Wahai Saudaraku di Indonesia! Terkadang Saya pun iri. Seandainya Saya bisa merasakan pengajian atau halaqoh pembinaan di negeri Kalian, seperti yang diceritakan teman Saya tadi. Program pengajian Kalian pasti bagus bukan? Mungkin banyak kitab yang telah kalian baca. Banyak buku pasti telah Kalian lahap. Kalian pun sangat bersemangat bukan? Karena kalian punya waktu yang banyak. Kami tidak memiliki waktu yang banyak di sini. Satu jam! Ya, satu jam! Itu adalah waktu yang dipatok untuk Kami di sini, untuk halaqoh. Setelah itu Kami harus terjun langsung ke lapangan jihad, sesuai dengan tugas yang telah diberikan kepada Kami.

Kami di sini sangat menanti-nanti hari halaqoh tersebut, walau cuma satu jam saudaraku. Tentu Kalian lebih bersyukur, Kalian lebih punya waktu untuk menegakkan rukun-rukun halaqoh, seperti ta’aruf, tafahum, dan takaful. Hafalan Kalian pasti lebih banyak dari Kami. 

Semua pegawai dan pejuang Hamas di sini wajib menghapal surat Al-Anfaal sebagai nyanyian perang Kami. Saya menghapal di sela-sela waktu istirahat perang. Bagaimana dengan Kalian, Saudaraku? 

Akhir desember kemarin, Saya menghadiri acara wisuda penamatan hafalan 30 juz anakku yang pertama. Ia di antara 1000 anak yang tahun ini menghapal al-qur’an. Umurnya baru 10 tahun. Saya yakin anak-anak Kalian jauh lebih cepat menghapal Al-Quran ketimbang anak-anak Kami di sini. 

Di Gaza tidak ada sekolah Islam seperti di tempat kalian. Yang menyebar seperti jamur sekarang. Mereka belajar di antara puing-puing reruntuhan gedung yang hancur, yang tanahnya sudah diratakan. Di atasnya diberi beberapa helai daun pohon kurma. 

Ya! Di tempat itulah mereka belajar Saudaraku! Bunyi suara setoran hafalan Al-Quran mereka bergemuruh di antara bunyi-bunyi senapan tentara Israel. Ayat-ayat jihad paling cepat mereka hafal karena memang di depan mereka tafsirnya. Langsung mereka rasakan.

Wahai Saudaraku di Indonesia! Kami harus berterima kasih kepada Kalian semua untuk aksi-aksi solidaritas yang Kalian perlihatkan kepada masyarakat dunia. Kami menyaksikan demo-demo Kalian di sini. Subhanallah! Kami sangat terhibur. Kalian juga merasakan apa yang Kami rasakan di sini. Memang banyak masyarakat dunia yang menangisi Kami di sini, termasuk Kalian di Indonesia. Namun, bukan tangisan Kalian yang Kami butuhkan, Saudaraku! Biarlah butiran air matamu adalah catatan bukti nanti di akhirat yang dicatat Allah sebagai bukti ukhuwah Kalian kepada Kami. Doa-doa Kalian dan dana Kalian telah Kami rasakan manfaatnya. Terimakasih Saudaraku.


Oh, iya. Hari semakin larut. Sebentar lagi adalah giliran Saya Untuk menjaga kantor. Tugas Saya adalah menunggu telepon dan fax yang masuk. Insya Allah, nanti Saya ingin sambung dengan surat yang lain untuk Kalian.

Salam untuk semua pejuang-pejuang Islam di Indonesia.

Abdullah  (Gaza City, 1430 H)


Catatan : Walaupun surat ini mungkin sudah ditulis 3 tahun lalu saya sengaja mengcopy paste surat tersebut dari blog yang saya temui karena saya yakin bahwa hal semacam ini harus di share kepada seluruh muslim di indonesia khususnya saya sendiri, sudah sepantasnya kita bersyukur atas apa yang telah dianugerahkan allah kepada kita, bukan malah kita mengkufuri nikmat yang ia berikan. Mungkin hal ini bisa menjadi introspeaksi bagi seluruh umat masyarakat Indonesia yang masih mengaggap dirinya muslim.
0 comments

Cobaan adalah Kasih Sayang Allah


Orang bilang semakin kencang angin yang menerpa sebuah pohon maka pohon itu akan menjadi semakin kuat dan kokoh, tapi apabila angin itu terus datang tanpa henti maka pohon itu pasti akan roboh juga, tapi manusia tidak seperti pohon karena allah memberikan cobaan kepada manusia dengan mengetahui bahwa manusia itu mampu untuk melewatinya, artinya allah tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan manusia, namun terkadang manusia itu terlalu larut dalam penderitaannya sehingga ia lupa bagaimana cara untuk melewatinya.
Banyak orang memiliki cara pandang yang berbeda dalam menghadapi cobaan, misalnya ada yang memandang sebuah cobaan sebagai tantangan. Seseorang seperti ini akan berfikir ketika ia mampu melewati cobaan ini, maka ia percaya bahwa kualitas dirinya akan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Orang seperti ini memiliki pikiran positif dalam menghadapi cobaan yang ia terima sehingga ia tidak akan mudah jatuh dalam penderitaan yang ia rasakan dan akan cenderung mencari bagaimana cara untuk melewati cobaan yang ia terima. Namun ada pula orang-orang yang memandang cobaan sebagai sesuatu yang buruk. Seseorang seperti ini akan berpikiran negatif dalam menghadapi cobaan maka ia akan cenderung maratapi penderitaan yang ia rasakan sehingga ia lupa mencari jalan keluar dalam menghadapi cobaan tersebut. Orang yang positive thingking dalam menghadapi ujian maka ia akan memiliki mental yang kuat dan memiliki kepribadian yang tegar dan tegas. Sedangkan orang yang negative thinking akan memiliki mental yang lemah,  cenderung memiliki kepribadian yang pendiam dan suka menyendiri.
Islam memandang cobaan sebagai kasih sayang dari allah swt karena ketika seorang mu’in mendapat cobaan dari allah maka cobaan itu akan menuntut ia untuk semakin dekat dengan allah, bersabar dan hanya meminta pertolongan kepadanya. Yakinlah bahwa cobaan adalah salah satu cara allah untuk membuat hambanya dekat dengannya.
|=Å¡ymr& â¨$¨Z9$# br& (#þqä.uŽøIムbr& (#þqä9qà)tƒ $¨YtB#uä öNèdur Ÿw tbqãZtFøÿムÇËÈ  
2. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? (Al-ankabut : 2)
Cobaan akan membuat kualitas iman seseorang menjadi satu tingkat lebih baik dari sebelumnya apabila ia mampu melewatinya dalam taqwa dan kesabaran. Dalam islam cobaan bukan hanya berupa penderitaan tapi cobaan bisa jadi merupakan nikmat yang allah berikan, bisa jadi itu datang dari anak, harta, ilmu atau isteri yang cantik. Apakah dengan nikmat itu ia mampu besyukur atau malah menjadi kufur karena nikmat yang allah berikan kepadanya di dunia. Ingatlah apa yang diberikan allah kepada kita semuanya hingga hari akan dipertanggungjawabkan di akhirat nanti karena hal-hal yang ada di dunia ini adalah titipannya semata, dan apabila seorang hamba bersyukur maka allah akan menggantinya dengan yang kekal di akhirat nanti. 
 wallahu'alam...
Author : Anas TS

0 comments

Skype

My status

My Contact


Spinning icons by Latest Hack
 
Support : Creating Website | Anas TS | Anas TS
Copyright © 2011. Pustaka Si Lebah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Anas TS
Proudly powered by Blogger